Kamis, 11 Juli 2013

Sosialisasi Biopori di Kecamataan Tanjung Karang Pusat


Kegiatan sosialisasi di kecamatan Tanjung Karang Pusat diadakan tanggal 28 juni 2013 dimulai pada pukul 09.00 wib. Peserta sosialisasi dihadiri oleh camat Tanjung Karang Pusat, lurah , dan perwakilan masyarakat setempat. Sosialisasi di kecamataan Tanjung Karang Pusat ini menjadi sosialisasi penutup untuk tingkat kecamataan yang nantinya kan dilanjutkan sosialisasi ketingkat kelurahaan 





“Kita sepakat bahwa air adalah sumber kehidupan, setiap tahun kebutuhan akan air semakin meningkat maka harapkan kita beberapa tahun kedepan melalui adanya lubang resapan biofori ini cadangan air bawah tanah untuk air sumur galian ataupun sumur bor akan tetap pada. Selain itu ada manfaat lainnya yaitu dapat meminimalkan genangan air dan terbuangnya air yang mengalir sia-sia ke laut. Berdasarkan hasil kajian oleh Universitas Lampung (UNILA) secara ilmiah harus disampaikan bahwa kota Bandarlampung disaat kemarau atau pun musim hujan sama-sama terjadi kekurangan air, pada saat kemarau beberapa bulan saja sudah terasa kurangnya cadangan air, begitupun disaat banjir, karena air yang menggenang saat banjir itu akan mengalir langsung ke drainase dan langsung menuju ke laut tanpa terserap oleh tanah secara maksimal karena kondisi kota Bandarlampung saat ini kurangnya lahan untuk penyerapan air, kebanyakan sudah tertutupi oleh bangunan-bangunan dan semen-semen atau  paving. Untuk mengatasi hal itu sebenarnya pemerintah kota Bandarlampung menurunkan kebijakan bagi tiap-tiap bangunan wajjib membuat lubang resapan, akan tetapi padatnya bangunan di kota Bandarlampung, seperti pemukiman penduduk maupun bangunan lain tidak memungkinkan untuk pengadaan lubang resapan yang memang membutuhkan lahan yang cukup luas dan biaya yang relative tinggi. Maka lubang resapan biofori ini lah yang paling cocok diterapkan di kota Bandarlampung dengan diameter lubang hanya 10 Cm  dari pada lubang resapan pada umumnya.”

camat kemiling memberikan sambutan

peserta bertanya tentang biopori

pembutaan biopori oleh peserta sosialisasi

daerah yang dapat di buat lubang resapan biopori



Berdasarkan kajian UNILA juga, di Kota Bandarlampung terjadi penurunan permukaan air tiap tahunnya sebesar 2 Cm.  Dapat digambarkan jika 10 tahun yang lalu sumur galian dengan kedalaman 5 meter saja sudah mencapai sumber mata air, sedangkan saat ini paling tidak 10, bahkan 12-17 meter galian baru mencapai sumber mata air.”

Tetapi daerah pinggiran pantai atau pessir seperti daerah Teluk tidak direkomendasikan untuk pengadaan lubang resapan biofori ini dengan pertimbangan air yang diserap nanti bercampur dengan air laut. Secara umum mengenai lubang resapan biofori ini merupakan sesuatu yang baru bagi masyarakat, maka perlu adanya sosialisasi di tingkat kecamatan seperti saat ini dan sosialisasi lanjutan di tingkat kelurahan nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar