Kegiatan
sosialisasi di kecamatan Tanjung Karang Pusat diadakan tanggal 28 juni 2013 dimulai pada pukul 09.00 wib. Peserta sosialisasi dihadiri oleh camat Tanjung Karang Pusat, lurah , dan perwakilan masyarakat setempat. Sosialisasi di kecamataan Tanjung Karang Pusat ini menjadi sosialisasi penutup untuk tingkat kecamataan yang nantinya kan dilanjutkan sosialisasi ketingkat kelurahaan
“Kita sepakat bahwa
air adalah sumber kehidupan, setiap tahun kebutuhan akan air semakin meningkat
maka harapkan kita beberapa tahun kedepan melalui adanya lubang resapan biofori
ini cadangan air bawah tanah untuk air sumur galian ataupun sumur bor akan tetap
pada. Selain itu ada manfaat lainnya yaitu dapat meminimalkan genangan air dan
terbuangnya air yang mengalir sia-sia ke laut. Berdasarkan hasil kajian oleh
Universitas Lampung (UNILA) secara ilmiah harus disampaikan bahwa kota Bandarlampung
disaat kemarau atau pun musim hujan sama-sama terjadi kekurangan air, pada saat
kemarau beberapa bulan saja sudah terasa kurangnya cadangan air, begitupun
disaat banjir, karena air yang menggenang saat banjir itu akan mengalir
langsung ke drainase dan langsung menuju ke laut tanpa terserap oleh tanah
secara maksimal karena kondisi kota Bandarlampung saat ini kurangnya lahan
untuk penyerapan air, kebanyakan sudah tertutupi oleh bangunan-bangunan dan
semen-semen atau paving. Untuk mengatasi
hal itu sebenarnya pemerintah kota Bandarlampung menurunkan kebijakan bagi
tiap-tiap bangunan wajjib membuat lubang resapan, akan tetapi padatnya bangunan
di kota Bandarlampung, seperti pemukiman penduduk maupun bangunan lain tidak
memungkinkan untuk pengadaan lubang resapan yang memang membutuhkan lahan yang
cukup luas dan biaya yang relative tinggi. Maka lubang resapan biofori ini lah
yang paling cocok diterapkan di kota Bandarlampung dengan diameter lubang hanya
10 Cm dari pada lubang resapan pada umumnya.”
camat kemiling memberikan sambutan |
peserta bertanya tentang biopori |
pembutaan biopori oleh peserta sosialisasi |
daerah yang dapat di buat lubang resapan biopori |
Berdasarkan
kajian UNILA juga, di Kota Bandarlampung terjadi penurunan permukaan air tiap tahunnya
sebesar 2 Cm. Dapat digambarkan jika 10 tahun yang lalu
sumur galian dengan kedalaman 5 meter saja sudah
mencapai sumber mata air, sedangkan saat ini paling tidak 10, bahkan 12-17
meter galian baru mencapai sumber mata air.”
Tetapi daerah pinggiran pantai atau pessir
seperti daerah Teluk tidak direkomendasikan untuk pengadaan lubang resapan biofori
ini dengan pertimbangan air yang diserap nanti bercampur dengan air laut. Secara
umum mengenai lubang resapan biofori ini merupakan sesuatu yang baru bagi
masyarakat, maka perlu adanya sosialisasi di tingkat kecamatan seperti saat ini
dan sosialisasi lanjutan di tingkat kelurahan nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar