Selasa, 01 April 2014

workshop temu kader biopori

Acara workshop temu kader biopori diadakan pada tanggal 22 maret 2014 di begadang resto kota Bandar Lampung. kegitan ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi air  tanah kota Bandar Lampung. peserta worksop temukader ini dihadiri oleh beberapa pihak yaitu MITRA BENTALA, MERCY CORPS, TIM KOTA, BPPLHD, Kader Biopori Kota Bandar Lampung.






Pada tanggal 22 maret 2014 tentunya bertepatan dengan hari air  kota Bandar Lampung telah melakukan pembuatan biopori yang dimana bandar lampung telah terjadi krisis air karna daya resap air berkurang,hari ada kurang lebih 108 kader biopori yang telah ada dan datang untuk melakukan workshop sekaligus untuk menjalin silahturahmi antar kader dalam upaya pembuatan biopori dan diharapkan para kader nantinya akan berbagi pengalaman dalam pembuatan biopori yang telah dibuatnya. Pasca akan berakhirnya program biopori ini maka untuk perpanjangan tanggan agar biopori dapat terus berlangsung dibuatlah RIB (rumah informasi biopori).

Ada beberapahal yang diharapkan pasca program ini selesai yaitu    tetap memperkuat pertisipasi masyarakat walaupun dimana masih banyak kendala,  membangun dan memperkuat RIB, bagaimana layanan ini dapat dikembangakan dalam bentuk oprasiona,   sinergistas dengan pemerintah melaluai penguatan peraturan, kinerja kita dengan pemerintah harus diperkuat kan kembali agar dapat dijadikan pegangan,dengan kata lain ini adalah kewajiban kita dan kita agar lebih kompak lagi membangun RIB dan kita lebih mengembangkan kesadaran diri dalm mengem, memjamin inventasi sosial yang sudah ada(kader biopori)untuk dapat saling memberi pemanfaatan. 

EVALUASI PROGRAM BIOPORI

Kegiatan biopori yang telah dilakukan dalam beberapa waktu terakhir ini akan segera berakhir. Maka untuk melihat bagaimana tingkat kebeerhasilan dari program ini di lakukan rapat evaluasi biopori bersama sama dengan MITRA BENTALA, MERCY CORPS, Tim kota, rumah sahabat lingkunga yang diadakan pada tanggal 20 maret 2014di ruang rapat BAPPEDA kota Bandar Lampung. 









Ada beberapa pembelajaran yang perlu diperhatikan pasca program biopori ini berlangsung:
         Komunikasi dan Koordinasi yang rutin melalui email, telpon, diskusi dan rapat-rapat  antar stakeholders terkait seperti Tim Kota, Mercy Corps dan PMU sangat membantu untuk kelancaran implementasi program seperti dalam hal penentuan jadwal kegiatan bersama, masukan dalam pelaksanaan kegiatan, dan sinergi program dengan program yang ada di pemerintah kota.
         Penyebaran informasi tentang biopori yang dilakukan oleh anggota Tim Kota melalui masing-masing SKPD sangat membantu PMU dalam percepatan informasi ke masyarakat yang lebih luas.
         Terbitnya pemberitaan tentang biopori di media cetak dan elektronik sangat efektif untuk penyebarluasan informasi dan mendapat dukungan atau partisipasi dari berbagai pihak.
         Sosialisasi biopori bagi masyarakat dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan komunal seperti gotong royong, pengajian, arisan, dll terbilang efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai biopori.
         Adanya surat edaran atau himbauan dari Walikota, Kecamatan, dan pihak Kelurahan tentang pembuatan biopori di tingkat warga menggambarkan bahwa implementasi program tersebut menjadi gerakan bersama.
         Pada masyarakat yang mengalami kekeringan dan banjir di wilayah tempat tinggalnya cenderung lebih antusias dalam merespon proyek implementasi biopori di wilayahnya.
         Banyaknya kampanye dan publikasi tentang biopori mendapatkan sambutan yang positif dari  berbagai elemen masyarakat; termasuk kalangan swasta. Para pihak tersebut kemudian tertarik untuk ikut ambil bagian dalam implementasi biopori.
         Pada tanggal 30 Oktober 2013 yang lalu, Mitra Bentala selaku pelaksana proyek biopori menerima kunjungan dari Pihak Universitas Udayana Bali yang sedang melakukan kajian untuk pembahasan Rencana Nasional penanganggulangan kekeringan negara Indonesia.
         Sebagai bentuk dukungan terhadap implementasi biopori di Bandar Lampung, Walikota telah menerbitkan Peraturan Walikota tentang Pemanfaatan Air Hujan di Kota Bandar Lampung terhitung tanggal 4 September 2013
         Komitmen Pemerintah Kota dalam implementasi biopori untuk adaptasi terhadap perubahan iklim upaya mengatasi kekeringan dan genangan banjir masuk skema penganggaran Daerah
         Munculnya sosok lokal yang berperan aktif dalam pembuatan biopori di lingkungannya.
         Adanya Rumah Informasi Biopori Lampung yang dapat memfasilitasi layanan informasi, pelatihan dan teknis pembuatan biopori untuk masyarakat/publik
         Penerapan biopori menjadi salah satu kriteria dalam berbagai lomba yang berkaitan dengan lingkungan
         Sosialisasi biopori agar terus di lakukan di berbagai pihak (mengurangi genangan dan menambah cadangan air bawah tanah).
         Perwali no.62 September Tahun 2013 tentang” Pemanfaatan Air Hujan” agar dilakukan sosialisasi ke berbagai pihak (Kewajiban).
         Memperkuat dan memberdayakan keberadaan Rumah Informasi Biopori (RIB) untuk kegiatan penerapan pembuatan biopori.
         Keberadaan Tim Kota agar tetap dipertahankan, dan mempunyai peran yang kuat dalam mensinergikan program antar stakholder dan menjadi salah satu Tim yang dipandang representatif dalam pembahasan issu-issu perubahan iklim maupun dalam mengeluarkan kebijakan
      
      Diharapkan untuk kedepannya program biopori ini dapat di laksanakan oleh seluruh masryarakat di kota Bandar lampung sehingga nantinya manfaat dari biopori ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.